Senin, 28 Februari 2011

hadiah terakhir

Duarr!!
sebuah ledakan terjadi di rumahku. di tempat aku tinggal dan hidup. hari itu aku telah pergi dari rumahku dan tak akan kembali selamanya. bahkan hari itu adalah hari terakhirku hidup. malaikat telah mencabut nyawaku..

10 menit sebelum ledakan

malam itu aku sholat malam 2 rakaat di bawah naungan sang rabb. malam itu aku berdzikir mengingatnya dan aku berdoa memohon ridhoNya, ampunanNya. aku ingin menjadi hamba yang senantiasa menyembahNya dan mentaatiNya.

15 menit sebelum ledakan

sekawanan orang mencurigakan mengepung rumah
"kita masih punya waktu 15 menit untuk menghamncurkan rumah ini" sahut sang pemimpin mereka.

"tapi komandan, sebaiknya kita kita ledakan setelah dia tidur." cela seseorang dari mereka.

"jangan tinggalkan kesempatan, bunuh pada saat ini juga, karena ini sudah direncanakan" jawab sang pemimpin.

30 menit sebelum  ledakan

saat aku pulang ke rumah dengan basah kuyup, aku menyebrang jalan didepan rumah. pada saat itu sedang terjadi hujan yang deras, sedangkan aku tidak membawa payung, apa lagi jas hujan. malam itu menjadi malam yang paling dingin diantara semua malam. ditambah lagi, aku hanya sendiri. aku pun berniat langsung mandi ketika sampai di rumah.

1 jam sebelum ledakan

aku pulang dari sebuah rumah yang berada tidak jauh dari rumah tempat aku tinggal. aku memilaih sebuah bis yang jalurnya melewati rumahku. aku melewati terowongan terowongan. bintang dan bulan masih setia menemaniku pada malam ini. apakah besok aku bisa melihat mereka, para bintang dan bulan. aku tidak tahu takdirku.

3 jam sebelum ledakan

disebuah rumah sederhana nan indah aku melihat keadaan anakku, zaidan. yang saat ini usianya genap 6 tahun. aku membawakannya boneka pinguin dan sebuah kalung yang berliontinkan hati, apabila liontin ini dibuka , terlihat tulisan "BEST FRIEND" dan sebuah fotonya, istriku dan tentu saja aku. dia tinggal bersama istriku yang sekaligus menjadi ibunya. untuk sementara waktu mereka berdua tinggal di rumah mertuaku yang sedang sakit. ,ereka menjaganya selama beberapa hari. selain menjenguk anakku, aku juga menjenguk mertuaku yang sakit sejak seminggu yang lalu.

15 menit setelah ledakan

suasana dirumahku sangat berisik, terdengar suara gemuruh dimana mana. suara sirine saling bersahut sahutan. polisi sibuk menandai rumah ku dengan tulisan "police line, do not cross". ketika itu banyak orang berhamburan keluar rumah karena takut akan terjadinya ledakan susulan. para pemadam juga terlihat sibuk dengan pekerjaannya, memadamkan sisa api ledakan.

17 menit setelah ledakan

polisi berhasil menangkap sekawanan orang yang disuga sebagai pelaku peledakan rumahku. dari hasil interogasi, mereka adalah salah sati kelompok teroris anti islam. selain membunuh para aktifis islam, mereka juga kerap meledakan tempat tempat umum lainnya untuk membuat fitnah, bahwa islamlah yang melakukannya.

1 haari setelah ledakan.

seorang wanita cantik datang ke tempat tinggalku yang sudah rusak tak berbentuk. ia datang bersama seorang anaknya yang berusia 6 tahun.sang wanita langsung meneteskan air matanya. dengan lugu sang anak bertanya, "kenapa mamah menangis, ada apa? kok rumahnya papi gak ada? papah mana?
"papahmu telah pergi nak, dia sudah mendahului kita. semoga ia diberi tempat disisi tuhan" jawab sang bunda sambil meneteskan air mata lebih cepat.
"haah?! papah jahat! papah ninggalin zaidan sam mamah!" teriak zaidan sambil menangis kemudian ia mengambil sebuah liontine dan mengangkatnya tinggi tinggi serta berkata, " papaah kau baru beri ini kemarin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar